Danantara Menuju Lembaga Investasi Kelas Dunia

Rabu, 10 September 2025 | 10:08:09 WIB
Danantara Menuju Lembaga Investasi Kelas Dunia

JAKARTA - Ketika Indonesia meresmikan pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), banyak pihak menaruh harapan besar bahwa lembaga ini mampu mengangkat posisi ekonomi nasional ke level yang lebih strategis di kancah global. Wacana yang kemudian muncul adalah: mungkinkah Danantara suatu hari bisa menapaki jejak sukses Temasek Holdings asal Singapura?

Pertanyaan ini menjadi penting karena Temasek terbukti berhasil menempatkan dirinya sebagai salah satu sovereign wealth fund (SWF) paling disegani di dunia. Didirikan pada 1974, lembaga investasi tersebut bukan sekadar pengelola modal negara, tetapi juga pionir dalam memisahkan fungsi pemerintah sebagai regulator dan pemilik aset. Seiring berjalannya waktu, Temasek tumbuh menjadi investor global dengan portofolio lintas sektor. Per 31 Maret 2025, total portofolio Temasek tercatat 434 miliar dolar AS.

Sementara itu, Indonesia melalui kebijakan Presiden Prabowo Subianto resmi menghadirkan Danantara dengan mandat yang tak kalah besar: mengonsolidasikan BUMN, mengelola dividen, serta membuka ruang investasi yang lebih terarah. Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan bahwa Danantara diharapkan menjadi instrumen negara dalam mengoptimalkan kekayaan sekaligus memacu pembangunan ekonomi jangka panjang.

Undang-Undang yang mengatur pembentukan Danantara, sebagaimana dilansir Bloomberg, memberikan kewenangan signifikan. Lembaga ini bisa mengatur penambahan modal, melakukan restrukturisasi lewat merger, akuisisi, atau spin-off, bahkan membentuk holding investasi baru setelah berkonsultasi dengan parlemen. Namun, optimisme tersebut juga disertai catatan: Danantara perlu banyak belajar dari jejak sukses maupun kegagalan Temasek agar tidak mengulang kesalahan.

Diplomasi Investasi dan Jaringan Global

Salah satu keunggulan Temasek adalah kepiawaiannya membangun Global Advisory Network. Melalui jaringan penasihat global yang berisi pemimpin industri, pembuat kebijakan, hingga pemikir dunia, Temasek mampu menjalin hubungan strategis dan memperoleh intelijen finansial maupun non-finansial. Panel-panel yang dibentuk berfungsi sebagai penghubung, memperluas kolaborasi, sekaligus memperkaya informasi yang menopang strategi investasi.

Langkah ini menjadi cermin bagi Danantara. Dengan membentuk jejaring serupa, Indonesia bisa memperluas akses ke pengetahuan dan peluang investasi internasional. Keterlibatan analis kebijakan, pengusaha global, hingga akademisi bisa membantu memetakan risiko serta membuka jalan bagi kemitraan strategis di berbagai belahan dunia.

Komunikasi Publik dan Diplomasi Proaktif

Kisah Temasek juga menyimpan pelajaran berharga ketika mereka menghadapi krisis di Thailand pada 2006. Akuisisi Shin Corporation memicu gejolak politik dan protes publik karena dianggap “menjual aset negara” kepada asing. Meski secara hukum sah, secara sosial Temasek gagal membaca sensitivitas publik.

Dari kasus ini, Danantara perlu menyadari bahwa risiko non-finansial sering kali sama pentingnya dengan aspek keuangan. Setiap langkah investasi, apalagi di luar negeri, menuntut pemahaman konteks politik, budaya, serta sosial. Maka, Danantara tidak cukup hanya menjadi pengelola modal, tetapi juga mitra pembangunan yang membangun kapasitas dan kepercayaan di negara tujuan investasi. Dengan begitu, keberadaan Danantara tidak dipersepsikan sekadar mengejar keuntungan, melainkan juga membawa manfaat jangka panjang.

Tata Kelola dan Independensi

Kepercayaan adalah aset utama lembaga investasi negara. Temasek berhasil mempertahankan kepercayaan internasional melalui transparansi dan tata kelola yang independen. Laporan tahunan Temasek bahkan dinilai melampaui standar Santiago Principles—seperangkat pedoman global bagi SWF.

Komposisi dewan direksi Temasek sebagian besar berasal dari kalangan independen, bukan representasi langsung pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan investasi dijalankan secara komersial, bukan politis.

Untuk Danantara, poin ini sangat krusial. Agar mampu dipercaya, Danantara harus menegakkan kerangka hukum yang jelas, menjalankan mekanisme rekrutmen berbasis meritokrasi, dan memastikan tidak ada intervensi politik dalam keputusan bisnis. Independensi akan menjadi fondasi reputasi Danantara di mata mitra global.

Harapan dan Tantangan ke Depan

Hingga kini, arah kebijakan Danantara masih dalam tahap konsolidasi. Namun, arahan Presiden Prabowo jelas: lembaga ini harus berkontribusi pada hilirisasi, industrialisasi, serta menjadi motor transformasi ekonomi nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, Danantara tak hanya dituntut pandai mengelola aset, melainkan juga membangun citra positif, jaringan luas, dan tata kelola profesional.

Temasek memberi contoh bahwa SWF dapat berperan sebagai lebih dari sekadar investor. Mereka bisa menjadi mitra diplomasi, fasilitator pembangunan, sekaligus simbol kredibilitas negara. Jika Danantara konsisten belajar, beradaptasi, dan membangun sistem yang transparan, bukan tidak mungkin Indonesia memiliki lembaga investasi berkelas dunia yang mampu sejajar dengan Temasek.

Terkini

Harga HP Infinix Terbaru September 2025 Semua Seri

Rabu, 10 September 2025 | 16:22:14 WIB

POCO C85 Resmi Masuk Indonesia, Baterai Besar 6000mAh

Rabu, 10 September 2025 | 16:22:12 WIB

Ramalan Shio 11 September 2025: Energi Positif Tiap Shio

Rabu, 10 September 2025 | 16:22:11 WIB

Harga Sembako Jatim Hari Ini: Cabai dan Bawang Naik

Rabu, 10 September 2025 | 16:22:10 WIB

Cek Penerima Bansos PKH BPNT 2025 Mudah Cepat

Rabu, 10 September 2025 | 16:22:09 WIB