AGTI Dukung Program Ekonomi Pancasila untuk Dongkrak Industri Tekstil Nasional

Jumat, 07 November 2025 | 08:07:17 WIB
AGTI Dukung Program Ekonomi Pancasila untuk Dongkrak Industri Tekstil Nasional

JAKARTA - Asosiasi Garmen dan Tekstil Indonesia (AGTI) menyatakan dukungan penuh terhadap program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Fokus utama program ini adalah memperkuat daya saing industri tekstil dan garmen berbasis nilai-nilai ekonomi Pancasila.

Ketua Umum AGTI, Anne Patricia Sutanto, menegaskan bahwa penguatan ekonomi nasional hanya bisa dicapai melalui kolaborasi lintas sektor. Menurutnya, kerja sama antara pemerintah, pelaku usaha, dan pekerja menjadi kunci pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan dan berkelanjutan.

“Kami di Asosiasi Garmen dan Tekstil Indonesia sangat yakin kalau seluruh mitra kami yaitu pemerintah, mitra pengusaha dan juga pekerja yang diwakili berbagai serikat pekerja bersatu di dalam ekonomi Pancasila pastinya kita bisa meningkatkan potensi kita dua kali lipat dan tidak impossible dan sangat mungkin bahwa kita akan melebihi dari negara-negara yang saat ini menjadi pesaing kita yang penting kita bersatu,” ujar Anne.

Pertemuan dengan Pemerintah sebagai Langkah Strategis

AGTI baru-baru ini melakukan audiensi dengan Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa. Anne menyebut pertemuan tersebut sebagai langkah awal untuk memperkuat sinergi kebijakan antara dunia usaha dan pemerintah dalam mendukung agenda ekonomi Pancasila.

Bersatunya tiga pilar yakni pemerintah, pengusaha, dan pekerja menurut Anne merupakan prasyarat utama menciptakan ekosistem industri yang inklusif. “Bersatunya pemerintah, pengusaha serta serikat pekerja adalah sebuah syarat mutlak untuk mewujudkan ekonomi Pancasila,” tambahnya.

Selain mendukung prinsip ekonomi Pancasila, industri tekstil dan garmen juga menjadi penyumbang besar devisa ekspor nasional. Industri ini memiliki peran strategis dalam menciptakan lapangan kerja lintas jenjang pendidikan dan kemampuan pekerja.

“Karena sila ketiga kita kan persatuan Indonesia, kita ingin itu kita menghimbau kepada semua stakeholders garmen dan tekstil sayangilah industri padat karya ini karena ini memberi transformasi industri yang baik karena pekerja kita gak usah selalu harus S1, S2, gak ada pun kita bisa upayakan dalam industri 4.0 yang merupakan program dari Kementerian Perindustrian,” ujar Anne.

Pendekatan Industri TPT Berbasis Keadilan Sosial

Anne menekankan bahwa pembangunan industri TPT (tekstil dan produk tekstil) tidak hanya mengejar efisiensi dan produktivitas. Industri ini juga menekankan nilai keadilan sosial sesuai prinsip ekonomi Pancasila.

Pendekatan yang diterapkan AGTI bukan sekadar fokus pada bisnis semata, tetapi menciptakan nilai tambah dan lapangan kerja baru. Hal ini dilakukan bersama pemerintah, pekerja, dan akademisi sebagai mitra pengusaha dalam asosiasi AGTI.

Menurut Anne, sinergi lintas sektor dapat memperkuat daya saing industri TPT di pasar global. Kolaborasi ini juga membuka peluang peningkatan kapasitas produksi dan inovasi yang selaras dengan industri 4.0.

Kerja sama ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi nasional. Dengan begitu, sektor tekstil dan garmen dapat tumbuh berkelanjutan dan menghasilkan manfaat sosial yang merata.

AGTI juga menekankan pentingnya perlindungan pekerja dan keberpihakan pada kesejahteraan karyawan industri TPT. Hal ini selaras dengan nilai-nilai Pancasila yang menekankan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Anne menegaskan bahwa pendekatan inklusif dapat meningkatkan loyalitas tenaga kerja dan produktivitas perusahaan. Pendekatan ini sekaligus memperkuat citra industri nasional di mata dunia.

Dengan penguatan sinergi, AGTI menargetkan pertumbuhan industri TPT yang lebih kompetitif dan mandiri. Hal ini akan memposisikan Indonesia sebagai pemain utama di sektor tekstil global.

Keberhasilan industri TPT juga menjadi indikator keberhasilan program ekonomi Pancasila. Pencapaian ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara pemerintah, pengusaha, dan pekerja mampu menghasilkan pertumbuhan yang adil dan berkelanjutan.

Dengan dukungan penuh terhadap program Asta Cita, AGTI menegaskan komitmennya untuk mendorong transformasi industri berbasis nilai-nilai Pancasila. Strategi ini diharapkan membuka peluang bagi investasi, inovasi, dan penciptaan lapangan kerja baru di sektor tekstil.

Selain itu, pendekatan ekonomi Pancasila diyakini mampu memperkuat daya saing Indonesia di pasar internasional. Industri TPT nasional diharapkan mampu bersaing dengan negara-negara produsen utama garmen di Asia dan dunia.

Anne menekankan bahwa keberhasilan ini memerlukan konsistensi dan kesatuan seluruh pemangku kepentingan. Pemerintah, pengusaha, pekerja, dan akademisi harus terus bersinergi untuk menciptakan ekosistem industri yang inklusif dan berkelanjutan.

Dengan fondasi ekonomi Pancasila, AGTI optimistis sektor tekstil dan garmen akan tumbuh lebih cepat. Targetnya, industri ini tidak hanya menjadi penghasil devisa tetapi juga menciptakan lapangan kerja yang berkeadilan.

Industri TPT yang kuat diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi nasional. Sinergi yang solid antara ketiga pilar ekonomi dapat mendorong pertumbuhan berkelanjutan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat.

Komitmen AGTI untuk mendukung ekonomi Pancasila menegaskan bahwa pembangunan industri bukan hanya soal keuntungan finansial. Pendekatan ini juga menekankan nilai sosial dan keadilan bagi pekerja dan masyarakat luas.

Terkini